Kamis, 16 April 2009

HIDUP YANG MENYENANGKAN HATI TUHAN Kejadian 6:1-22


Menyenangkan hati Tuhan itu gimana sihhh?? nah ini satu lagi dari sarwan. rekan-rekan sekolan teologi yang mau kenalan ama dia hubungi aja email ku mungkin kita bisa sharing bareng tentang kebenaran Firman Tuhan.



Khotbah capel: 27– 04 -09
Sarwan.
HIDUP YANG MENYENANGKAN HATI TUHAN
Kejadian 6:1-22

Ketika Allah menciptakan bumi dan segalah isinya,itu diciptakan-Nya dengan sempurna. Dalam Kejadian pasal satu ada 6x menjelaskan bahwa setiap kali Allah selesai menciptakan sesuatu, dikatakann-Nya bahwa Allah melihat semuanya itu baik, bahkan didalam ayat yang ke-31 dikatakan bahwa Allah segala yang dijadikan-Nya itu “sunggu amat baik”=”Sempurna”. Jadi kita percaya bahwa segala ciptaan Tuhan itu baik atau sempurna adanya. Tetapi apa yang diciptakan-Nya dengan sempurna itu, rupanya tidak memberikan yang terbaik bagi Tuhan, tidak menyenangkan hati Tuhan.Mengapa? Karena kehidupan atau tindakan manusia tidak lagi hidup sesuai dengan kehendak Allah. Dalam psl. 6:5-6 menjelaskan bahwa “segalah hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata. Maka menyesallah Allah bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memiluhkan hati”.Kata “menyesal” ini, bukan menyetakan bahwa Allah menyesali perbuatan-Nya yaitu menciptakan manusia.Karena kita tahu bahwa Allah kita adalah Allah yang konsisten, jadi mustahil kalau Dia menyesali sesuatu yang dilakukan-Nya. Sebelum Allah melakukan sesuatu, Dia sudah melihat apa yang akan terjadi terhadap ciptaan-Nya. Jadi kata menyesal ini menjelaskan bahwa itu merupakan suatu ungkapan emosi atau rasa kesal Allah melihat segala tindakan dan perbuatan manusia.
Tetapi pada ayat yang ke-8 menjelaskan bahwa Nuh mendapat kasih karunia di mata Allah. Siapakah Nuh itu? Ia adalah anak dari pada Lamekh dari keturunan Set (arti Set = anak yang dikaruniakan Allah). Nuh mendapat kasih karunia bukan karena perbuatan baiknya atau hal-hal yang lain dari kepribadian Nuh.Tetapi itu semua adalah pemberian Allah dan saya yakin bahwa Allah mempunyai rencana yang indah dalam kehidupan Nuh. Dia dipilih oleh Allah sebagai generasi penerus manusia. Jadi Nuh mendapatkan keistimewaan di mata Allah. Dan tahukah kita, bahwa kita juga adalah orang-orang yang istimewa dimata Allah.

“Setiap orang yang hidup menyenangkan hati Tuhan, akan dikasihi oleh Tuhan dan ia akan dijauhkan dari malapetaka menerima serta ia akan menerima berkat-berkat Tuhan yang melimpah dalam kehidupannya”
Bagaimana kita hidup menyenangkan hati Tuhan?
Ada tiga prinsip hidup yang dilakukan Nuh dalam menyenangkan hati Tuhan, yaitu :
1. Ia hidup benar (ayat 9a)
Benar artinya tidak salah, tidak menyimpang, atau tepat sasaran. Dalam bahsa aslinya תּמים(taw-meem') yang artinya sebuah kata kiasan yang menunjuk pada moral,tanpa cacat, sempurna,tanpa noda,tanpa cela dan lengkap. Jamieson Fausset end Brown menjelaskan bahwa Nuh hidup benar karena ia malakukan kehendak Allah dengan tulus hati. Nuh hidup benar berarti ia memiliki kehidupan yang tidak menyimpang dari sasaran. Ia hidup sesuai dengan kehendak Allah. Menurut Jhon Wesley bahwa “Nuh adalah orang adil yang dibenarkan dihadapan Tuhan oleh iman didalam benih yang dijanjikan; yang mana adalah oleh iman” (Ibr. 11:7). Jikalau pada saat itu, manusia hanya bisa hidup memilukan hati Tuhan karena kejahatan yang dilakukannya. Tetapi Nuh berbeda dengan mereka, ia hidup benar dan tidak bercela diantara orang-orang sesamannya.
Nuh tidak hanya hidup benar dihadapan Allah tetapi ia juga memiliki hubungan yang benar atau baik terhadap sesamanya sebab orang yang memiliki hubungan yang benar dengan Allah pasti akan memiliki juga hubungan yang baik dengan sesamanya. Nuh dapat hidup benar bukan karena kekuatannya, hikmatnya tetapi karena kasih karunia Allah (ay.8). bekerja dalam kehidupannya, sehingga ia tidak bertindak dan hidup seperti orang-orang lain yang hanya bisa melakukan kejahatan dan memiluhkan hati Tuhan. Karena ia berbuat benar ia tidak ditimpa oleh bencana,itulah sebabnya dalam Amsal mengatakan bahwa “orang benar tidak akan ditimpa oleh bencana apapun, tetapi orang fasik akan senantiasa celaka”(Amsal 12:21). Dengan kasih karunia Allah , Nuh hidup benar dan menyenangkan hati Tuhan. Demikian halnya, kita adalah orang-orang yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam kasih karunia Allah, Tuhan menginginkan supaya kita memiliki kehidupan yang benar dan menyenangkan hati-Nya. Saya yakin kita mampu melkukan semuanya itu kalau kita mau hidup dalam pimp[inan Roh Kudus sebab Dia-lah yang akan menuntun kita hidup benar dan menyenangkan hati Tuhan.

2. Ia hidup bergaul dengan Allah (9b)
Kata bergaul artinya berbaur, bergumul dan berjalan bersama-sama. Jadi Nuh, berjalan bersama dengan Allah, memiliki hubungan yang intim dengan Allah. Dalam ayat 12 mengatakan bahwa “Adapun Allah menilik buni itu sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak dibumi”. Dalam kjv kata “rusak” menggunakan kata (corrupt) yang berarti “ jahat, bejat; busuk; curang; rusak;” Berarti semua perbuatan manunsia itu benar-benar menyakitkan hati Tuhan, dan akibat dari kejahatan mereka bumi menjadi rusak. Karena kejahatan manusia Tuhan memutuskan untuk memusnakan segala makhluk hidup di bumi. Tetapi Nuh, dalam zaman itu dikatakan hidup bergaul dengan Allah. Mengapa ia dapat hidup bergaul dengan Allah? Karena ia hidup benar dan menghargai anugerah Tuhan.. Dengan kuasa dan pemiliharaan Tuhan ia hidup benar maka ia bisa hidup bergaul dengan Allah. Orang hidup bergaul dengan Allah memiliki kehidupan yang berbeda dengan orang yang tidak mengenal Allah.Sebab orang yang mengenal Tuhan akan berusaha menyenangkan hati Tuhan sedangkan mereka yang tidak mengenal Tuhan hanya bisa menyakiti dan memiliuhkan hati Tuhan.
Salomo adalah orang berhikmat yang dituliskan dalam Alkitab (1 Raja-raja 3:12) menjelaskan bahwa “siapa bergaul dengan orang bijak akan menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang” (Amsal 13:20). Dari ayat ini memberikan pengertian bagi kita bahwa jika kita bergaul dengan orang yang bijak, berhikmat,berpengetahuan maka hal itu akan tertular atau mempengaruhi kita.dengan kata lain kita ikut menjadi orang yang berpengetahuan,berhikmat dan bijak.Apalagi jika kita hidup bergaul dengan Allah yang adalah sumber pengetahuan, hikmat dan kebijaksanaan yang lebih daripada Salomo (Mat.12:42), pasti kita akan memperoleh dan memiliki pengetahuan, hikmat yang luar biasa.
Oleh sebab itu saya yakin bahwa Nuh pada zaman itu ia hidup kudus, menjaga kehidupannya, tidak menajiskan dirinya dengan pergaaulan yang tidak benar dengan orang lain. Sebab tenpa kekudusan tidak seorang pun yang dapat berhubungan dengan Tuhan yang kudus. Jadi betapa pentingnya kita harus hidup kudus, supaya kita dapat hidup bergaul dengan Allah, sebagaimana Nuh hidup bergaul dengan Allah.
3 Ia hidup taat (ayat 13-22)
Taat artinya patuh, tunduk, dan menuruti perintah. Ayat 22 menjelaskan bahwa “lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya”. Dari ayat 14-21 menjelaskan tentang perintah Allah kepada Nuh yaitu membuat bahtera, yang panjangnya 300 hasta (135m), lebarnya 50 hasta (22.5m), dan tingginya 30 hasta (13,5m), “Bahtera” dalam bahasa Ibrani adalahתּבה tay-baw'
“tebah” yang merujuk bentuk balok sehingga dipercaya bahtera Nuh berbentuk balok. Menurut Tegu wiguna; satu hasta diperkirakan 45 cm atau 18 inci (45,72 cm; 1 inci = 2,45cm) zaman dulu orang mengukur jarak dari ujung jari kesiku lengan yang disebut hasta atau cubit. Volumenya kurang lebih 43.000 meter kubik atau berupa volume dari 569 gerbong kereta argo gedek, yang dapat menampung 125.000 domba. Atau 20 kali luas lapangan basket. Para ahli mengatakan bahwa 1 hasta berukuran 20,5 inchi (hasta Mesir) mengingat penulis kitab Musa, didik di Mesir. Namum apapun ukuran inci yang digunakan yang pasti perbandingan panjang lebar tingginya tetap 30 : 5 : 3 yang merupakan ukuran kestabilan kapal dilautan ganas. Menurut innsiyur perkapalan ukuran ini merupakan ukuran yang impossible tenggelam bahkan dalam badai terganas sekalipun. Dikatakan bahtera tenggelam hanya apabila bahtera berputar 90 derajat. Tetapi dalam ayat yang ke 22 ini menjelaskan bahwa “Nuh melakukan semuanya itu”. Dari kalimat ini menunjukkan tindakan dari pada Nuh, bahwa ia melakukan apa yang Tuhan perintahkan. Ada tiga hal yang muncul dari tindakan Nuh ini menjadi contoh bagi kita yang penting untuk diteladani:
a. Ia tidak mencari alasan untuk menolak perintah Allah
b. Tidak dikatakan Nuh bersungut-sungut dan bertanya-tanya serta meminta penjelasan atas perintah Allah
c. Ia tekun dalam mengerjakan semua perintah Allah, tunduk pada otoritas Allah.
Jadi dari tindakan Nuh ini, ia memiliki ketaatan atau memiliki hidup taat terhadap Allah.oleh sebab itu saudara-saudara marilah kita sunggu-sunggu hidup benar dengan menjaga kekudusan kta dan mulailah menjalin hubungan yang erat,hidup bergaul dengan Allah; maka kita akan mengerti setiap rancangan Tuhan dalam kehidupan kita. Jikalau kita mengerti akan kehendak Tuhan kita akan hidup taat, menyenangkan hati Tuhan maka Ia pasti senang melihat kita dan saya yakin bahwa berkat-berkat Tuhan akan melimpa dalam kehidupan kita.


GOD BLESSING YOU ALL

Tidak ada komentar: