Selasa, 14 April 2009

TELADAN SEORANG YANG DI PANGGIL


seorang yang di panggil dalam ;adang pelayanan sering tidak menjadi berkat dimana ia berada. dari hal ini saya tertarik untuk menulis tentang hal ini. special for you para pelayan-pelayan Tuhan.

TELADAN HIDUP DALAM PELAYANAN
(I Raja-raja 19:19-`21)

Seseorang yang di beri tanggung jawab, tentunya terlebih dahulu karena orang itu memiliki kriteria yang cocok untuk menjalankan tanggung jawab itu. Dalam bidang apapun itu hal ini pasti berlaku. Nats yang kita baca menceritakan kisah tentang pemanggilan Elisa yang kelak akan meneruskan pelayanan dari Elia. Kisah ini menarik dan penuh makna bagi orang yang terpanggil dalam pelayanan.
Elisa dipersiapkan untuk suatu tugas yang besar dan tentunya Tuhan terlebih dahulu sudah melihat kriteria atau hal-hal yang mendukung dalam diri Elisa untuk diberi tanggung jawab yang besar ini.

Orang yang hidup dalam panggilan memiliki kualitas hidup yang patut untuk diteladani

1. Merupakan seorang pekerja keras. (ay 19)
Elisa, ketika ia di dapati oleh elia dia sedang membajak dengan dua belas pasang lembu. “who was plowing with twelve yoke of oxen before him, and he with the twelfth” Elisha’s occupation is an indication of his character. He is emphatically a man of peace> Pekerjaan Elisa mengindikasikan karakternya. Dia adalah orang yang sungguh-sungguh (Albert Barnes’s Notes on the Bible)
Sesorang yang terpanggil dalam pelayanan mestinya adalah orang yang giat melakukan tugasnya, memiliki tanggung jawab , Elisa adalah seorang yang mempunyai kemampuan. Terbukti dia memiliki 12 pasang lembu yang sedang membajak di ladang, dan dia sendiri yang mengemudikan ke-12 pasang lembu itu. 12 pasang lembu berarti ada 24 ekor lembu. Jadi dari sini kita bisa melihat bahwa Elisa adalah : Seorang yang memiliki kemampuan. Tuhan melihat hal ini dalam diri elisa oleh sebab itu Dia dipersiapkan untuk Tugas yang besar yaitu melanjutkan pelayanan Elia.
Elisa dipanggil untuk melayani Tuhan pada waktu ia sedang sibuk bekerja, bukan pada waktu ia sedang menganggur / bermalas-malasan.
Hal yang sama terjadi dengan Petrus, Andreas, Yohanes, dan Yakobus (Mat 4:18-22), dan juga dengan Matius (Mat 9:9 - ‘duduk’ di sini bukan bermalas-malasan, tetapi sedang bekerja, karena pemungut cukai ini sedang ‘duduk di rumah cukai’).
Pulpit Commentary: "God never calls an idle man" (= Allah tidak pernah memanggil orang yang malas) Pelayanan adalah suatu tugas dan tanggung jawab yang besar, oleh sebab itu tidak mungkin Tuhan memilih orang yang bermalas-malasan dan tidak memiliki kemampuan untuk menunaikan tanggung jawabnya. Tuhan memilih orang yang memiliki kemampuan, giat dalam menjalankan tugas sungguh-sungguh.
2. Mengutamakan hal Rohani (ay 19b-20).
Ketika elia lewat dia melemparkan jubahnya dan dengan segra ketika elisa melihat hal itu dia ikut, meninggalkan kesibukannya dan mengikuti elia. Melemparkan jubah kepadanya. Jubah nabi adalah tanda dari pekerjaan nabi’ (Keil). Karena itu, melemparkan jubah itu kepada atau ke atas Elisa merupakan suatu cara yang tepat / cocok dan berarti untuk menunjuknya pada jabatan nabi. ‘Pada waktu Elia naik ke surga, Elisa mendapatkan seluruh jubah itu’ . Pulpit Commentary: "The mantle of Elijah thrown upon Elisha was the sign that he was to ‘follow him,’ to be his servant first, and eventually to be his successor. The mantle, accordingly, came fully into the possession of Elisha when his ‘master’ was ‘taken from his head’ (2Kings 2:3,13)" [= Pelemparan jubah Elia kepada Elisa merupakan tanda bahwa ia harus ‘mengikutinya’, mula-mula sebagai pelayannya, dan akhirnya menjadi penggantinya. Karena itu, jubah itu menjadi milik Elisa sepenuhnya pada waktu ‘tuan’nya ‘diambil dari kepalanya’ (2Raja-raja 2:3,13)] Hal ini menandakan bahwa Elisa dipanggil untuk Tugas kenabian. Jubah yang dipakai oleh Elia adalah jubah yang khusus untuk nabi yang kemungkinan menurut para komentari Alkitab jubah itu terbuat dari kulit dan berbulu (Zak 13:4). Hal yang menarik dalam peristiwa ini adalah elisa tanggap dengan pelemparan jubah itu, pelemparan jubah itu ditujukan kepadanya dan dia merespon hal rohani ini. Dia meninggalkan kesibukannya dengan segera, tanpa mengulur-ulur waktu. Hal ini menunjukkan karakter seorang Elisa yang peka terhadap hal-hal rohani dan ia mengutamakan itu. Tidak banyak orang yang dapat melakukan hal itu, pekerjaan yang dihadapi elisa saat itu adalah juga penting untuk kebutuhan jasmaninya, tetapi ketika Elia melemparkan jubah sebagai suatu tanda panggilan kenabian, dia lebih mengutamakan panggilan itu dan meniggalkan hal-hal yang bersifat duniawi.
3. Rela/ mau berkorban. (ay 21)
Elisa bukanlah orang yang kurang berada tetapi orang kaya. Hal ini terlihat ia membajak dengan menggunakan 12 pasang lembu berarti ladng yang ia garap bukan ukuran kecil tetapi sangat besar sehingga memerlukan 24 ekor lembu untuk membajak. Ketika ia mendapat panggilan ia meninggalkan semuanya dan bukan hanya itu saja dia, ia bahkan menyembelih lembunya dan menggunakan bajaknya sebagai kayu api untuk memasak lembu itu. Hal ini mengindikasikan bahwa apa yang dia miliki kini tidak berarti lagi ia milihat panggilan itu segai sesuatu yang yang lebih utama dari semua sehingga ia mau berkorban. Berarti hal-hal yang dikorbankan oleh elisa adalah:
a. mengorbankan kekayaan.
b. meninggalkan orang tuanya
c. dari status orang kaya ia merespon panggilan dan hanya menjadi seorang pelayan dari Elia
demikian juga yang dilakukan oleh beberapa murid Yesus ketika mereka dipanggil untuk melayani. Petrus dan kawan-kawannya meninggalkan perahu dan jala mereka untuk merespon panggilan dari Yesus. Semua ini dimaksudkan untuk belajar melayani dan sekaligus melatih kerendahan hati / penyangkalan diri.
Hidup dalam panggilan bukanlah sesuatu yang biasa-biasa saja. Diperlukan suatu loyalitas yang tinggi untuk terjun didalamnya. Ketika Elisa mendapat panggilan dia rela mengorbankan segalanya. Dia juga memiliki sikap kesungguhan dan merendahkan dirinya. Bukti yang terlihat adalah dia di pakai dengan luar biasa, menyembuhkan yang sakit, membangkitkan yang mati, dan menyampaikan nubuat untuk umat pilihan Tuhan.biarlah kita meneladani sikap ini.
TUHAN MEMBERKATI

Oleh:
Sukardi










Tidak ada komentar: