Kamis, 16 April 2009

“TUHAN, MENGAPA ENGKAU MENINGGALKAN AKU” Markus 15:33-41


untuk memperingati paskah bulan ini teman saya yang bernama Hanny, menyumbangkan artikel ini. selamat membaca.


Ibadah Raya, 29 Maret 2009
Hanny Gunawan
“TUHAN, MENGAPA ENGKAU MENINGGALKAN AKU”
Markus 15:33-41
“…Tuhanku, Tuhanku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” ini adalah perkataan keempat yang diucapkan Yesus sebelum Ia meninggal. Yesus datang ke dalam dunia dengan mengemban suatu tugas khusus dari Allah Bapa, secara manusia Yesus membutuhkan dukungan semangat (support) dari BapaNya. Tetapi apa yang terjadi? Malah sebaliknya, ketika pada puncak penderitaanNya di kayu salib. Ia mengucapkan: “Tuhanku, Tuhanku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Yesus merasa seolah-olah Ia ditinggalkan oleh BapaNya, apakah yang terjadi? Apakah BapaNya sungguh-sungguh meninggalkan Dia? Di dalam Yoh.10:30 “Aku dan Bapa adalah satu” dan Yoh.16:32b “Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku” hal ini tidak terlepas dari Doktrin Allah, yaitu tentang keTritunggalan/TRINITAS ALLAH. Pernyataan tersebut juga didukung oleh Bapak Reformasi kita, Martin Luther mengatakan: ini adalah perkataan Kristus yang paling sulit dimengerti, karena pemikiran manusia yang terbatas untuk menyelami karya Tuhan yang begitu dasyat. Ia pernah memikirkan ayat ini selama berhari-hari bahkan berminggu-minggu, “siapakah yang dapat mengerti bahwa Tuhan meninggalkan Tuhan?” Kita semua percaya bahwa Yesus adalah pribadi ALLAH ANAK, pribadi kedua dari ALLAH TRITUNGGAL.
Di dalam Perjanjian Lama, Mazmur (Daud) 22:2 “Tuhanku, Tuhanku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku”. Ini adalah syair yang sering diucapkan sebagai doa oleh kalangan Yahudi tatkala mereka mengalami penderitaan. Kitapun juga, saat mengalami kedukaan pun sering menyanyikan lagu-lagu sedih. Sebelum Yesus mengatakan perkataan ini, terlebih dahulu sudah diucapkan oleh Raja Daud. Jadi, Yesus menggenapi perkataan ini di dalam Perjanjian Baru yang sebelumnya sudah dinubuatkan oleh Raja Daud pada masa Perjanjian Lama. Hal ini sangat unik dan menarik, lalu apa hubungannya Raja Daud dengan Yesus. Hubungannya sangat jelas sekali, yaitu: Yesus adalah keturunan dari Raja Daud.
Ada 2 alasan:
1. Karena Dia sedang menanggung dosa umat manusia.
Pengertian Dosa dalam Alkitab menggunakan beraneka macam istilah:Perjanjian Lama Ibr. adalah Pessya-pemberontakan, Khattat-pelanggaran (Kel.32:30), Khet (Maz.51:11). Kata ini muncul ratusan kali dalam Perjanjian Lama dan mengungkapkan tentang pikiran yang memilih jalan sesat. Awon-perbuatan yang tidak senonoh (I Raja-Raja 17:18 ) mengacu pada rasa bersalah yang dihasilkan dosa. Perjanjian Baru Yun. adalah hamartia (Mat.1:21). Kata ini mempunyai makna tidak kena sasaran dan meliputi gagasan kegagalan, salah dan perbuatan jahat. Adikia (I Kor.6:8) berarti ketidakjujuran atau ketidakadilan. Parabasis (Rom.4:15) mengenai pelanggaran hukum. Asebeia (Titus 2:12) mengandung arti kuat mengenai tidak mengenal Allah, sedangkan Patio berarti tergelincir secara moral (Yak.2:10). Jadi dapat disimpulkan bahwa dosa adalah pemberontakan dengan tujuan melawan Allah.
Ketika manusia Adam jatuh ke dalam dosa, menjadi universal (menyeluruh) melingkupi seluruh umat manusia. Rasul Paulus mengatakan: “Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa...” (Rom.5:12). dan “…tidak ada yang benar, seorangpun tidak…” (Rom.3:10-12). Dosa itu menjangkau semua manusia, tidak pandang bulu (muda-tua, kecil, pri-wanita). Contoh: seorang bayi yang baru lahir pasti bersih dari dosa, ternyata salah seorang bayi telah memiliki dosa asal yang diwariskan dari pelanggaran orang tuanya (Maz.51:7), tidak ada seorang pun yang bisa membersihkan dosa dalam dirinya (Ayub 14:4) Dosa merusak setiap aspek manusia, yaitu: kehendak (Yoh.8:34; Rom.7:14-24; Ef.2:1-3; II Pet.2:19), pikiran dan pengertian (Kej.6:5; I Kor.1:2; Ef.4:17); perasaan (Rom.1:24-27; I Tim.6:10; II Tim.3:4); ucapan dan perilaku (Mar.7:21-22; Gal.5:19-21; Yak.3:3-9). Kondisi ini sering disebut "kerusakan total" (total depravity).
Akibat Dosa, Pertama manusia mengalami kematian secara jasmani/tubuh. di dalam Kej.5 bahwa Adam setelah berumur 930 tahun, lalu ia mati; Set berumur 912 tahun, lalu ia mati; Metusalah, berumur 969 tahun dan mati. Demikian juga Yesus mengalami kematian jasmani/tubuh, Kedua kematian rohani artinya hubungan mereka terputus/terpisah dari Tuhan. Ketika Yesus menanggung dosa manusia berarti secara tidak langsung hubunganNya Dia dengan Allah Bapa terpisah karena adanya dosa tersebut, oleh sebab itu secara kemanusiaan Yesus Dia mengekspresikan dengan sebuah teriakan Tuhan mengapa Engkau meninggalkan Aku? Ini merupakan puncak penderitaan Yesus di kayu salib menanggung seluruh dosa umat manusia. Dan yang terakhir kematian kedua/kematian kekal untuk selama-lamanya (Why. 2:11; 20:6, 14; 21:8), hanya Yesus saja yang tidak mengalami kematian ini sebab Yesus hanya mengalami kematian jasmani dan rohani namun pada hari yang ketiga Ia bangkit. Jadi kesimpulannya: Dosa pada dasarnya bukanlah suatu yang bersifat pasif, tetapi dosa merupakan suatu permusuhan yang aktif terhadap Tuhan dan secara aktif melanggar hukum atau perintah Tuhan (I Yoh. 3:4). Dosa tidak bisa ditebus dengan "perbuatan baik" (amal), tidak ada jalan keselamatan, baik dari sains dan teknologi, baik dari agama dan kepercayaan, keselamatan hanya dari Tuhan di dalam Kristus.
2. Karena Tuhan lah satu-satunya keselamatan bagi umat manusia
Tidak ada keselamatan diluar daripada Kristus, semuanya adalah kesia-siaan belaka sebab Tuhan sendiri yang memberikan jalan keluar atas dosa dan kematian. Yaitu dengan cara sistem penggantian/substitusi, “…Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, Dia diremukkan oleh kejahatan kita…” (Yes.53:5-6), “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita…” (II Kor.5:21). Setelah Adam berdosa di hadapan Tuhan menentukan sistem penggantian dengan darah yang dicucurkan, binatang yang mati dibunuh. Pertama binatang yang dibunuh untuk pakaian Adam dan Hawa, kemudian ada korban Habel yang diterima. Ada sistem penggantian. Tetapi sistem korban orang Israel tidak mencapai puncaknya, hanya merupakan satu simbol atau bayang-bayang yang akan datang. Kalau kita bandingkan dengan Ibrani 10:1-5, binatang tidak mungkin mengganti manusia karena ada perbedaan kualitas. Yang bisa menggantikan manusia haruslah manusia juga. Maka dikatakan, tidak ada cara lain, Allah Bapa menentukan Tuhan Yesus Kristus menjadi jalan pendamaian, yakni harus mati menebus dosa, harus mati untuk membayar hutang dosa (Rom.3:25; Kol.2:14-15). Itu cara yang Tuhan tentukan, dan hanya satu cara itu. Manusia bersalah kepada Tuhan, harus Tuhan yang menentukan cara pengampunan, dan cara pengampunan itu adalah melalui kematian Kristus Yesus di kayu salib yang menggantikan.
Apakah satu orang bisa menggantikan seluruh dunia? Bisa, karena beda secara kualitas. Yesus adalah 100% manusia sejati dan 100% Tuhan. Manusia tidak bisa menjadi Tuhan, tetapi Tuhan bisa menjelma menjadi manusia. Kita percaya Kristus adalah Tuhan yang menjelma menjadi manusia, untuk membayar harga, menebus kita, membeli kita ulang.

Tidak ada komentar: